Info

Prakata

mohon maaf, blog ini masih dalam tahap belajar (newbie). jadi harap maklum kalau artikel-artikelnya kebanyakan dari copast sana-sini. nanum jika anda merasa ini adalah artikel anda, dan tidak ingin artikelnya di tampilkan di blog ini, silahkan berkomentar agar saya bisa menghapus artikelnya. sekali lagi saya mohon maaf dan terima kasih telah mampir di blog ini..

Kamis, 24 Maret 2011

Kecanduan Seks Dialami Sebagian Penduduk Dunia

Anda pecandu seks? Jangan cemas, itu merupakan hal yang wajar. Menurut poling askmen.com, sekitar 2-6% dari jumlah populasi penduduk dunia mengalami kecanduan seksual. Tapi bisa jadi kenyataannya lebih besar dari jumlah itu, mengingat para pencandu biasanya malu mengakui keadaan dirinya, dan tak punya keberanian mengunjungi dokter untuk mencari bantuan.

Batasan untuk yang mengidap ketagihan seks ini pun tidak terbatas usia, pekerjaan dan jenis kelamin. Sejak penggunaan internet semakin meluas, dan layanan jasa berbau seks semakin murah dan mudah, para ahli memperkirakan para penderita sex addict semakin bertambah jumlahnya.

Pecandu seks seringkali tidak peduli jika dirinya dalam bahaya saat ingin melakukan aksi seksualnya. Sedangkan penikmat seks masih bisa berpikir 'lurus' dan mundur, jika aksi seksualnya akan mendatangkan bahaya atau malu, baik pada dirinya ataupun pada pasangannya. Sementara pecandu akan jalan terus dan tidak peduli dengan konsekuensinya.

Banyak orang yang berpikir kecanduan seks seharusnya lebih mudah untuk berhenti dibandingkan kecanduan narkoba, alkohol atau merokok, sebab tidak melibatkan zat kimia pecandu. Namun ternyata tidak juga.

"Dalam kecanduan seks, dan juga kecanduan judi, kita memang tidak memasukkan zat kimia dalam tubuh. Sebenarnya zat kimia yang membuat kita kecanduan diproduksi oleh otak kita, dengan konsumsi bahan kimia dari luar maupun tidak," kata Dr Patrick Carnes, direktur bagian penyimpangan seksual di Meadows Treatment Center, Arizona, AS.

Mengobati kecanduan seks, seperti kecanduan lainnya, sangat tergantung dari orang bersangkutan. Jika ia bisa menyadari bahwa perbuatannya salah dan ada kemauan untuk mengubahnya, pengobatan menjadi lebih mudah.

Proses pengobatan bisa berupa serangkaian terapi mengenai kesehatan seksual, hubungan cinta yang sehat, pernikahan, atau mengikuti program support group. Terkadang obat-obatan tertentu, seperti prozac atau anafranil, diperlukan untuk menahan dorongan seksual yang berlebihan.

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar: