Hanya di Seoul, saya bisa menyusuri aliran sungai di tengah kota dan menemukan banyak hal menarik.
Oleh Syanne Susita
Selain Menara Seoul, Sungai Cheonggyecheon (baca: chiongkyechion) ini menjadi tempat piknik favorit dalam kota. Aliran sungai sepanjang enam kilometer ini ditata sedemikian rupa sehingga ada atraksi menarik pada setiap kilometernya. Saking panjangnya, aliran sungai ini melewati beberapa daerah populer turis seperti Dongdaemun.
Untuk mencapai Cheonggyecheon, ada banyak pilihan jalur kereta bawah tanah. Tetapi stasiun yang paling dekat lokasi sungai yang paling menarik adalah biru tua (turun di stasiun Jonggak) atau hijau (turun di stasiun Euljiro il-ga). Selain dekat dengan Cheonggyecheon, dekat juga dengan Gwanghwamun Plaza, lapangan luas dengan hamparan bunga dan air mancur yang juga tidak kalah keren untuk dikunjungi.
Di bagian ujung sungai terdapat Cheonggye Plaza yang merupakan lapangan luas yang sering dijadikan tempat berbagai acara, seperti konser musik atau pameran. Di salah satu sisi lapangan, terdapat kubah ramping warna biru merah yang sepintas mirip pohon Natal. Desain arsitektur ini diberi nama The Spring dan merupakan rancangan desainer Claes Oldenberg.
Tanda dimulainya aliran sungai adalah kolam dengan air mancur yang tiap jamnya menampilkan permainan air. Dari kolam itu juga tercurah air terjun yang berlanjut sebagai aliran sungai Cheonggyecheon.
Cheonggyecheon direstorasi ulang tahun 2003 sebagai bagian dari proyek penghijauan kota. Dilintasi oleh 22 jembatan dan batu undakan, cheonggyecheon menjadi tempat ideal untuk warga Seoul bersantai. Pada jam makan siang, sepanjang aliran sungai ini dipenuhi oleh karyawan gedung sekitar yang menikmati makan siang mereka.
Banyak juga anak sekolah yang menghabiskan waktu bersama teman-teman di situ. Sedangkan pada malam hari, banyak keluarga dan pasangan yang menikmati suasana romantis dari lampu-lampu dekorasi.
Bunga warna-warni peninggalan musim panas pun terlihat di sepanjang aliran sungai Cheonggyecheon ini. Dengan angin sejuk dan udara bersih, menikmati pemandangan bunga ditemani suara gemercik aliran sungai jelas adalah kemewahan bagi saya, karena hal seperti ini tidak mungkin saya nikmati di Jakarta.
Menyusuri lebih lanjut, dinding di sisi kiri kanan sungai sering menampilkan dekorasi-dekorasi unik. Yang terdekat dari The Spring adalah The Wall of Culture, yang menampilkan foto-foto Cheonggyecheon dari masa ke masa. Berjalan agak jauh sedikit, kita bisa menemukan lokasi yang merupakan tempat para wanita mencuci baju di zaman dulu.
Ada juga tembok harapan (Wall of Hope). Tembok ini menampilkan sekitar dua puluh ribu potongan porselen keramik yang setiap potongannya memuat gambar dan pesan-pesan dari warga Korea di seluruh penjuru dunia (yang tinggal di Korea Selatan, Korea Utara atau di luar Korea) yang berharap Korea bisa bersatu. Dinding yang terbentang 50 meter dengan tinggi dua meter ini merupakan dinding porselen keramik terbesar di dunia.
Begitu banyak desain yang dipasang di sepanjang aliran sungai Cheonggyecheon ini, tidak heran jika beberapa bagian sering jadi lokasi syuting drama dan film Korea. Sepintas saya sempat melihat undakan batu yang digunakan sebagai lokasi syuting film Kang Dong Won, "Jeonwoochi".
Oleh Syanne Susita
Selain Menara Seoul, Sungai Cheonggyecheon (baca: chiongkyechion) ini menjadi tempat piknik favorit dalam kota. Aliran sungai sepanjang enam kilometer ini ditata sedemikian rupa sehingga ada atraksi menarik pada setiap kilometernya. Saking panjangnya, aliran sungai ini melewati beberapa daerah populer turis seperti Dongdaemun.
Untuk mencapai Cheonggyecheon, ada banyak pilihan jalur kereta bawah tanah. Tetapi stasiun yang paling dekat lokasi sungai yang paling menarik adalah biru tua (turun di stasiun Jonggak) atau hijau (turun di stasiun Euljiro il-ga). Selain dekat dengan Cheonggyecheon, dekat juga dengan Gwanghwamun Plaza, lapangan luas dengan hamparan bunga dan air mancur yang juga tidak kalah keren untuk dikunjungi.
Di bagian ujung sungai terdapat Cheonggye Plaza yang merupakan lapangan luas yang sering dijadikan tempat berbagai acara, seperti konser musik atau pameran. Di salah satu sisi lapangan, terdapat kubah ramping warna biru merah yang sepintas mirip pohon Natal. Desain arsitektur ini diberi nama The Spring dan merupakan rancangan desainer Claes Oldenberg.
Tanda dimulainya aliran sungai adalah kolam dengan air mancur yang tiap jamnya menampilkan permainan air. Dari kolam itu juga tercurah air terjun yang berlanjut sebagai aliran sungai Cheonggyecheon.
Cheonggyecheon direstorasi ulang tahun 2003 sebagai bagian dari proyek penghijauan kota. Dilintasi oleh 22 jembatan dan batu undakan, cheonggyecheon menjadi tempat ideal untuk warga Seoul bersantai. Pada jam makan siang, sepanjang aliran sungai ini dipenuhi oleh karyawan gedung sekitar yang menikmati makan siang mereka.
Banyak juga anak sekolah yang menghabiskan waktu bersama teman-teman di situ. Sedangkan pada malam hari, banyak keluarga dan pasangan yang menikmati suasana romantis dari lampu-lampu dekorasi.
Bunga warna-warni peninggalan musim panas pun terlihat di sepanjang aliran sungai Cheonggyecheon ini. Dengan angin sejuk dan udara bersih, menikmati pemandangan bunga ditemani suara gemercik aliran sungai jelas adalah kemewahan bagi saya, karena hal seperti ini tidak mungkin saya nikmati di Jakarta.
Menyusuri lebih lanjut, dinding di sisi kiri kanan sungai sering menampilkan dekorasi-dekorasi unik. Yang terdekat dari The Spring adalah The Wall of Culture, yang menampilkan foto-foto Cheonggyecheon dari masa ke masa. Berjalan agak jauh sedikit, kita bisa menemukan lokasi yang merupakan tempat para wanita mencuci baju di zaman dulu.
Ada juga tembok harapan (Wall of Hope). Tembok ini menampilkan sekitar dua puluh ribu potongan porselen keramik yang setiap potongannya memuat gambar dan pesan-pesan dari warga Korea di seluruh penjuru dunia (yang tinggal di Korea Selatan, Korea Utara atau di luar Korea) yang berharap Korea bisa bersatu. Dinding yang terbentang 50 meter dengan tinggi dua meter ini merupakan dinding porselen keramik terbesar di dunia.
Begitu banyak desain yang dipasang di sepanjang aliran sungai Cheonggyecheon ini, tidak heran jika beberapa bagian sering jadi lokasi syuting drama dan film Korea. Sepintas saya sempat melihat undakan batu yang digunakan sebagai lokasi syuting film Kang Dong Won, "Jeonwoochi".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar