Info

Prakata

mohon maaf, blog ini masih dalam tahap belajar (newbie). jadi harap maklum kalau artikel-artikelnya kebanyakan dari copast sana-sini. nanum jika anda merasa ini adalah artikel anda, dan tidak ingin artikelnya di tampilkan di blog ini, silahkan berkomentar agar saya bisa menghapus artikelnya. sekali lagi saya mohon maaf dan terima kasih telah mampir di blog ini..

Senin, 03 Januari 2011

Wara Wira Tentang Indramayu

Selasa siang pada September 2007 silam, terik mentari menyengat Kota Indramayu. Adzan mengumandang dari mesjid agung yang letaknya di barat alun-alun. Tak lama, puluhan pegawai Pemerintah Daerah Indramayu yang kantornya ada di sebelah selatan alun-alun berbondong-bonong ke mesjid untuk menunaikan sholat berjamaah. Bersama warga lainnya mereka tampak khusu, walau mesjid berantakan karena sedang direnovasi.

Fenomena siang itu di Indramayu bisa jadi merupakan salahsatu wujud dari motto Indramayu, Remaja (Religius, Maju, Sejahtera). Semoga setiap unsur motto lainnya terwujud juga dan telah dinikmati warga Indramayu yang kini tengah merayakan hari jadinya yang ke-480.

Alkisah, ratusan tahun lalu putra Tumenggung Gagak Singalodra dari Bengelen Jawa Tengah bernama Raden Wiralodra yang mempunyai garis keturunan Majapahit dan Pajajaran tengah bertapa. Dalam lelakunya di kaki Gunung Sumbing ia mendapat wangsit.

“Hai Wiralodra apabila engkau ingin berbahagia berketurunan di kemudian hari, pergilah kearah matahari terbenam dan carilah lembah Sungai Cimanuk. Manakala telah di sana, berhentilah dan tebanglah belukar secukupnya untuk mendirikan pedukuhan dan menetaplah di sana. Kelak tempat itu akan menjadi subur dan makmur serta tujuh turunanmu akan memerintah di sana”. Demikianlah bunyi wangsit itu.

Raden Wiralodra ditemani Ki Tinggil dan berbekal senjata Cakra Undaksana. Tokoh-tokoh lain pendiri pedukuhan dimaksud antara lain Nyi Endang Darma yang cantik dan sakti, serta Aria Kemuning putra Ki Gede Lurah Agung yang diangkat putra oleh Putri Ong Tien istri Sunan Gunung Jati. Ki Buyut Sidum / Kidang Pananjung seorang pahlawan Panakawan Sri Baduga dari Pajajaran, dan Pangeran Guru, seorang pangeran dari Palembang yang mengajarkan Kanuragan dengan 24 muridnya.

Pedukuhan tersebut berkembang pesat dan diberi nama “Darma Ayu” oleh Raden Wiralodra yang diambil dari nama seorang wanita yang dikagumi karena kecantikan dan kesaktiannya “Nyi Endang Darma”. Darma Ayu juga dapat diartikan “Kewajiaban Yang Utama” atau “Tugas Suci”.

Pedukuhan Cimanuk yang diberi nama “Darma Ayu” dalam perjalannya kemudian berubah menjadi “Indramayu”. Setelah terbebas dari kekuasaan Pajajaran pada tahun 1527, diproklamirkan berdirinya oleh Raden Wiralodra pada hari Jum’at Kliwon tanggal 1 Muharram 934H atau 1 Sura 1449 dan jatuh pada tanggal 7 Oktober 1527. Titimangsa tersebut yang resmi menjadi Hari Jadi Indramayu.

Penduduk Indramayu di wilayah pesisir pada umumnya menggunakan Bahasa Indramayu mirip Dialek Cirebon pada kehidupan sehari-hari, dan mereka menyebutnya dialek Dermayon. Sedangkan di bagian selatan, menggunakan Bahasa Sunda.

Indramayu memiliki potensi wisata yang lengkap, baik wisata Alam, wisata Ilmu Pengetahuan dan teknologi, wisata Agro dan Wisata Rohani. Selain itu Indramayu kaya akan potensi seni dan budaya yang beragam serta trdisi lama yang amish hidup dan berkembang dimasyarakat seperti Upacara adat Ngarot dan Nadran.

Gerak tari yang khas, kostum yang berciri Topeng spesifik, membedakan tari Topeng Dermayon dibandingkan dengan daerah lain. Indramayu memiliki seorang maestro tari Topeng yaitu Rasinah yang sudah banyak tampil di mancanegara.

Kesenian lainnya yang telah dikenal luas di nusantara adalah tarling. Ia merupakan seni musik dan lagu yang pada awalnya ditampilkan dalam bentuk nyanyian yang diiringi oleh gitar dan suling saja. Sejalan dengan perkembangan zaman, kesenian tarling mengalami perkembangan dan perubahan yang cepat. Saat ini tarling sudah dilengkapi dengan alat-alat musik yang modern.

Monumen Kijang berdiri tegar dipersimpangan jalur jalan masuk ke kota Indramayu dari arah Cirebon, merupakan gambaran sejarah dari Kijang Emas yang menuntun dan menunjukan arah letak Pedukuhan di Muara Kali Cimanuk yang menjadi cikal bakal Kabupaten lndramayu. Kini pedukuhan lembah Sungai Cimanuk itu telah maju. Megahnnya bangunan dan lebarnya jalan di pusat kota menunjukkan kemajuan itu. Semoga simbol kemajuan itu menggambarkan kesejahteraan warga Indramayu

by : mata elang

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar: