Kisah pengalaman malam pertama
ini sejenis dengan Cerita 17 Tahun Panas ABG, dan hany untuk konsumsi humor para dewasa saja, kalau anak kecil pasti tidak akan menganggapnya lucu. Beberapa kawan netter mungkin sudah pernah membaca cerita malam pertama ini, namun bagi yang belum pasti akan tertawa, lumayan untuk pengobat hati sedih, apalagi bagi yang sedang patah hati. Yuk kita simak kisahnya.
Pada suatu hari, wkwkwk... kayak cerita anak saja
Seorang ibu yang mempunya tiga orang anak perempuan usai menyelenggarakan pesta pernikahan 3 orang putrinya secara berbareng. Pada malam hari setelah acara pernikahan usai sang ibu merasa kebelet pengen pipis, dan dia pun akhirnya pergi ke kamar mandi untuk melepaskan HIV-nya tersebut, eh HIV adalah hasrat ingin vivis.
Saat akan kekamar mandi yang letaknya dibelakang dan harus melewati kamar ketiga orang putrinya yang sedang melewatkan malam pertama dia mencoba mendengar suara-suara yang mungkin bisa didengarnya. Saat dia melewati kamar Eka, anaknya yang sulung, dia berhenti sejenak dan Samar-samar dia mendengar jeritan dan tangisan serta rintihan juga erangan yang cukup jelas. Si ibu lalu manggut-manggut saja sambil tersenyum sambil mengenang masa lalu saat dirinya melewati malam pertama.
Saat melalui kamar Dwi putrinya yang kedua, sang ibu kembali mendengar suara tawa cekikikan dan canda yang diiringi juga dengan erangan bahagia. Si ibu pun manggut-manggut saja mengenang masa lalu kembali.
Namun saat ia melalui kamar Tri, putrinya yang ketiga alias is bungsu, dia nyaris tak mendengar suara apapun. Hanya ada suara ‘hmm... hmm...’ itupun jarang dan tidak jelas. Kali ini si ibu tidak manggut-manggut lagi, tapi langsung ke WC, pipis dengan keningnya berkerut, “Kenapa yah kok aku dulu tidak pernah seperti itu di malam pengantin.” gumam sang ibu mengingat apa yang didengarnya di kamar si Tri.
Keesokan harinya sambil sarapan, ibu ini bertanya kepada ketiga anaknya tentang pengalamannya semalam.
sumber

Pada suatu hari, wkwkwk... kayak cerita anak saja

Saat akan kekamar mandi yang letaknya dibelakang dan harus melewati kamar ketiga orang putrinya yang sedang melewatkan malam pertama dia mencoba mendengar suara-suara yang mungkin bisa didengarnya. Saat dia melewati kamar Eka, anaknya yang sulung, dia berhenti sejenak dan Samar-samar dia mendengar jeritan dan tangisan serta rintihan juga erangan yang cukup jelas. Si ibu lalu manggut-manggut saja sambil tersenyum sambil mengenang masa lalu saat dirinya melewati malam pertama.
Saat melalui kamar Dwi putrinya yang kedua, sang ibu kembali mendengar suara tawa cekikikan dan canda yang diiringi juga dengan erangan bahagia. Si ibu pun manggut-manggut saja mengenang masa lalu kembali.
Namun saat ia melalui kamar Tri, putrinya yang ketiga alias is bungsu, dia nyaris tak mendengar suara apapun. Hanya ada suara ‘hmm... hmm...’ itupun jarang dan tidak jelas. Kali ini si ibu tidak manggut-manggut lagi, tapi langsung ke WC, pipis dengan keningnya berkerut, “Kenapa yah kok aku dulu tidak pernah seperti itu di malam pengantin.” gumam sang ibu mengingat apa yang didengarnya di kamar si Tri.
Keesokan harinya sambil sarapan, ibu ini bertanya kepada ketiga anaknya tentang pengalamannya semalam.
“Eka, kenapa tadi malam kamu menangis?” tanya sang ibu. “Kan ibu pernah bilang, TIDAK BAIK BERPURA-PURA. Kalau merasa sakit, yah menangis saja,” jawab Eka.Ada yang gak ngerti? jangan bertanya di komentar....
“Oh, begitu. Kamu anak yang baik. Nurut nasehat orang tua. Kamu Dwi, kenapa tadi malam kamu tertawa-tawa?” tanya sang ibu kepada anak keduanya.
“Kan ibu pernah bilang, TIDAK BAIK BERPURA-PURA. Kalau merasa geli yah tertawa saja,” jawab Dwi.
“Oh, begitu. Kamu anak yang baik menuruti nasehat orang tua. Terus kamu Tri, kenapa tadi malam kamu kok diam saja?” tanya sang ibu penasaran.
“Kan ibu juga kan sudah sering bilang, TIDAK BAIK BICARA KALAU MULUT SEDANG PENUH,” jawab Tri santai.

sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar