Info

Prakata

mohon maaf, blog ini masih dalam tahap belajar (newbie). jadi harap maklum kalau artikel-artikelnya kebanyakan dari copast sana-sini. nanum jika anda merasa ini adalah artikel anda, dan tidak ingin artikelnya di tampilkan di blog ini, silahkan berkomentar agar saya bisa menghapus artikelnya. sekali lagi saya mohon maaf dan terima kasih telah mampir di blog ini..

Senin, 28 Februari 2011

Atasi Masalah Hormonal dengan Makanan

Sebagian besar tahapan hidup perempuan diwarnai dengan peristiwa-peristiwa hormonal, mulai dari lahir, menstruasi, mengandung, melahirkan, hingga menopause. Itu mengapa perempuan rentan sekali mengalami berbagai masalah hormon seperti sindrom ovarium polikistik, endometriosis, dan kista ovarium. Ini semua berpusat pada ketidakseimbangan hormon estrogen.

Tapi sebenarnya hormon estrogen membuat kulit perempuan lebih halus dan lembut, serta melindungi pembuluh jantung kita. Jadi sebenarnya yang perlu kita lakukan adalah bagaimana agar metabolisme estrogen dalam tubuh bisa berjalan stabil. Dan menurut dr. Shannon Munkley, ND., naturopatik dari Canadian School of Natural Nutrition, makanan adalah cara paling efektif untuk menyeimbangkan metabolisme estrogen.

Munkley pun mengajak kita untuk berkenalan dengan makanan-makanan yang dapat menaikkan atau menurunkan hormon estrogen alias membuatnya tidak stabil.

Makanan yang menurunkan level estrogen
Sayur-sayuran jenis brassica seperti brokoli, Brussels sprouts, kol
Sayur-sayuran berwarna hijau pekat
Rempah-rempah seperti bawang putih, jahe, basil, black pepper
Stoberi, peach, dan ceri
Jus lemon

Makanan yang menaikkan level estrogen
Produk olahan susu, gula rafinasi, makanan kaleng, kafein, alkohol dan obat-obatan.

Setelah membiasakan diri mengonsumsi makanan yang dapat membuat produksi estrogen lebih stabil, kita pun harus mengetahui faktor apa saja yang bisa membuat hormon menjadi tak seimbang. Faktor itu adalah :

1. Kegemukan.
2. Konsumsi Pil KB.
3. Stres. Hormon kortisol adalah salah satu reseptor yang membuat hormon progesterone ‘terpojok’, walhasil produksi estrogen menjadi berlebihan.
4. Paparan peptisida dari semprotan pembasmi hama, produk pembersih lantai, atau sisa peptisida yang menempel pada buah dan sayur.

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar: